Tinggal di hunian bertingkat yang disebut rumah susun atau apartemen di Jakarta sudah menjadi kebutuhan. Tak heran animo masyarakat membeli properti jenis ini terus meningkat. Mereka sadar betul, betapa hidup di rumah vertikal di tengah kota dapat menghemat pengeluaran, waktu dan tenaga secara signifikan. Namun demikian, pasok rumah susun ramah pasar (harga terjangkau) masih terbatas. Untuk saat ini, pasok lebih banyak disediakan bagi pasar menengah atas.
Sedikitnya suplai untuk kelas menengah-bawah tadi tak lepas dari ketersediaan tanah yang terbatas. Sudah begitu harganya sangat tinggi. Sangat tidak fisibel jika dibangun apartemen kelas rusunami. Dengan demikian hanya pengembang yang sudah lama memiliki atau yang baru mendapatkan lahan dengan harga miring yang bisa membangun. Tak heran jika ada pasok baru untuk kelas ini, akan dipastikan habis dalam waktu cepat. Misalnya, saat PT Wika Realty Tbk. melansir Tamansari Sudirman di Jl Bek Murad, Karet Kuningan, Jakarta Selatan di atas lahan 4.500 m2 (2 tower), pertengahan tahun lalu. Dalam waktu singkat, sebanyak 450 unit apartemen seharga Rp280 juta ludes terjual. Sebelumnya kisah cemerlang juga diraih Sudirman Park (2.320 unit) milik Agung Podomoro Group di Jl KH. Mas Mansyur Kav. 35, Jakarta Pusat. Saat dipasarkan 2004 lalu, apartemen ini laris manis bak kacang goreng. Selain lokasinya yang strategis, bebas 3 in 1, harganya pun kompetitif yakni mulai Rp230 juta.
Berkaca pada kesuksesan kedua proyek itu, dibidanilah kelahiran Signature Park oleh Grup Pikko. Lokasinya di Jl MT Haryono, Jakarta Timur. Sebagaimana kita mafhumi, Grup Pikko berpengalaman membangun hunian bertingkat, antara lain Sahid Sudirman Residence, Hampton’s Park, Maple Park, dan lain-lain Di atas lahan seluas 6 ribu m2, mereka kembali mempersembahkan hunian jangkung dua menara dengan jumlah total 600 unit. “Kami membidik pasar menengah karena memang sangat potensial,” ujar Kuncoro Wahyu Putro, tenaga pemasaran Signature Park. Apartemen tipe studio (23 m2) dijual seharga Rp250 jutaan. Sementara tipe 2 kamar tidur (38 m2) ditawarkan Rp400 jutaan.
Dengan cara pembayaran tunai keras, bertahap 30 kali, dan menggunakan KPA, dalam waktu dua bulan, ”Sudah terjual 50%,” ungkap Wahyu. Memang, lokasi Signature Park tidak tepat di tengah Jakarta seperti Tamansari Sudirman dan Sudirman Park, namun tidak kalah strategis. Dikelilingi perkantoran yang tingkat huniannya sangat cukup untuk Signature Park berharap lebih. Dengan begitu, pasarnya lumayan besar. “Banyak juga yang membeli untuk investasi yakni disewakan,” ujar Wahyu yang mengatakan untuk tipe studio bisa disewakan senilai Rp2,5 juta/bulan.
Target pasar yang dibidik adalah para eksekutif dan keluarga muda. Signature Park sendiri dilengkapi berbagai fasilitas penunjang. Antara lain leisure outdoor swimming pool, kiddy pool, poolside bar, jogging area, gazebo, tropical garden, sun deck, children playground, café restor, mini market, 24 hour concierge, 24 hours security, CCTV, access card, dan laundry. Fasilitas-fasilitas tersebut akan disediakan di lantai 3. Untuk apartemen, mulai lantai 5 sampai 29. Tempat parkir berada di semi basement dan ground floor, sementara lantai 1 dan 2 diperuntukkan sebagai arena komersial ruko.
Dengan tawaran-tawaran ini, Signature Park yang rencananya akan diserahterimakan akhir tahun 2011 ini berpeluang cepat terserap pasar. “Apartemen kelas menengah sangat luas ceruknya. Namun pasokannya sangat sedikit. Jadi jika ada yang membangun besar kemungkinan akan disambut antusias,” ujar Tony Eddy, pemilik Casablanca Realty yang kerap memasarkan apartemen menengah.
Namun begitu, Signature Park tetap harus bersaing dengan apartemen satu-satunya yang sekelas yakni Green Palace di Kalibata City yang dibangun Agung Podomoro Group dan Synthesis Development. Lepas dari kasus perijinan yang pernah membelitnya, Kalibata City sudah lebih dulu popular dan memperlihatkan progres pembangunan yang sangat cepat. Dus, jika dikomparasikan dari segi harga jual, jauh lebih bersahabat yakni Rp120 juta untuk tipe studio dan Rp280 juta untuk tipe 3 kamar tidur. Para pemasar Signature Park harus bekerja ekstra keras untuk mendobrak dominasi Kalibata City di pasar apartemen menengah-bawah, mengingat jumlah unit yang dilempar ke pasar sangat banyak yakni 6.097 unit.
Apalagi, harga unit-unit awal yang dijual di Kalibata City ini mengalami peningkatan tajam, sekitar 20-30%. Menurut Direktur Marketing Grup Agung Podomoro, Indra W Antono, harga unit-unit baru dipastikan akan lebih tinggi dari unit-unit awal. “Ini sangat wajar, mengingat yang membeli apartemen Kalibata City bukan hanya end user juga investor yang mengharap keuntungan berlipat,” ujar Indra.
Jadi, diperlukan siasat-siasat cerdas dan kreatif dari Signature Park, agar dapat diterima pasar dengan cepat. Tak sekadar kemudahan dan fleksibilitas pembiayaan. Lebih dari itu, dibutuhkan keistimewaan yang dapat menyentuh sisi psikologis konsumen kelas menengah bawah yang ingin mimpi memiliki hunian di tengah kota terwujud dengan mudah dan murah.
Sumber: Y Susanto
Filed under: property business and industry | 8 Comments »