2010; Properti Tumbuh Positif

Kendati suku bunga pasar masih bertengger dua digit (10-12%), para pengamat dan pelaku bisnis dan industri properti memproyeksikan kondisi tahun depan tumbuh positif.

Dipimpin oleh sub sektor perkantoran yang tahun ini mencatat kinerja lebih baik dibanding tahun-tahun sebelumnya. Riset Procon Savills mengonfirmasinya dengan laporan tingkat penyerapan bersih pada kuartal III 2009 ini yang mencapai 56.000 m2 dari total pasok baru 110.700 m2. Tertinggi setelah krisis global akhir tahun lalu.

Ketua DPP REI Teguh Satria memperkuatnya dengan optimisme permintaan akan lebih besar dan kuat dibanding pasok. Ini dimungkinkan karena, pemulihan ekonomi nyata terlihat. Investasi asing bergairah, saham melaju dan rupiah menguat.  “Banyak perusahaan asing dan domestik yang ekspansif, membutuhkan ruang kantor baru dan representatif,” ujarnya.

Dus, pasok melimpah diperkirakan juga terjadi tahun depan. Setelah beberapa tahun sempat terhambat. Akan banyak proyek-proyek perkantoran yang rampung konstruksinya. Apalagi jika proposal  investasi yang tercatat di BKPM direalisasikan, korelasinya dengan pertumbuhan sektor perkantoran, akan kian positif.

Dominasi investasi lokal dengan durasi panjang yang selama ini terjadi, justru dianggap sebagai pemicu tetap bergeraknya sektor properti ke arah lebih progresif. Managing Director Procon Savills, Hendra Hartono, menyatakan jika investasi lokal terus bergulir dan investasi asing deras masuk ke Indonesia, pasar office akan menemukan puncaknya. Preferensi para penyewa yang telah bergeser kepada eco building concept dan diadopsi maksimal oleh land lord ikut menentukan dan mempengaruhi kondisi keterisian gedung.

Sementara sub sektor ritel, dipandang cukup prospektif. Meskipun penambahan permintaan masih moderat dan harga sewa cukup stabil. Kabar gembira, diperlihatkan ritel strata title yang mengalami peningkatan okupansi sebesar 65,1% setelah medio sebelumnya sempat terpuruk. Sedangkan ritel sewa justru menurun menjadi 84,1%.

Hal serupa terjadi pada pasar kondominium.  Hanya menyisakan 2.240 unit yang belum terjual dari total pasok 69.900 unit. Atau terserap sekitar 96,9%. Tingginya tingkat penjualan ini didukung oleh suku bunga khusus perbankan yang diberlakukan kepada proyek-proyek kondominium tertentu yang masih dalam proses pembangunan ataupun yang sudah kelar pembangunannya. Juga tidak bisa diabaikan adalah strategi pengembang yang menerapkan fasilitas pembelian bagi konsumen berupa pembebasan uang muka dan bunga cicilan. Sehingga kapasitas konsumen lebih memadai untuk membeli dan memiliki kondominium.

 

2 Tanggapan

  1. sektor landed housing gimana mba? meningkat atau menurun?

  2. hai..
    thanks

Tinggalkan Balasan ke Tia Batalkan balasan