Mimpi Lippo Jadi Citius, Altius dan Fortius

Gebrakan Grup Lippo di sektor properti memang dahsyat. Melalui PT Lippo Karawaci Tbk., kelompok usaha milik klan Mochtar Riady ini giat mengembangkan proyek-proyek terbaru bernilai triliunan rupiah. Bukan sembarang proyek dan juga bukan sembarang kalkulasi bisnis, Lippo melansir kebanggaan baru yang kian meneguhkan eksistensi dan prestisnya sebagai salah satu raja properti Tanah Air

Seakan tak mau kalah dengan konglomerat properti lainnya macam PT Bakrieland Development Tbk., yang memelopori pengembangan sentra primer timur Jakarta di Pulo Gebang, Lippo secara resmi membesut dan menyulap sentra primer barat Jakarta di Puri Kembangan dengan proyek bertajuk The St. Moritz Penthouse and Residences pada 3 April 2008, di Aryadutta Hotel, Jakarta. Proyek senilai Rp11 triliun (1,2 miliar USD) ini mengusung konsep global city yang menghimpun lebih dari 11 fasilitas dan fungsi properti dalam satu area pengembangan secara integral.

The St Moritz Penthouse and Residences menempati area premium seluas 12 Ha di CBD Jakarta Bara. “Ini merupakan proyek pertama dan satu-satunya di Indonesia yang berkonsep 11 in 1. Mengintegrasikan konsep kota baru vertikal dengan infrastruktur berstandar global, serta fasilitas umum yang dirancang sesuai komunitas internasional,” klaim Direktur PT Lippo Karawaci Tbk., Michael Riady.

Benarkah? Mari kita kuliti satu persatu. The St. Moritz Penthouse and Residences akan dibangun dalam 3 tahap pembangunan. Terdiri atas 2.600 unit apartemen, mal eksklusif seluas 450.000 m2 yang di dalamnya terdapat sarana hiburan sea world. Selain itu direncanakan pula hotel bintang lima berkapasitas 500 kamar dan dioperatori Aryadutta Group, convention center seluas 6.000 m2, country club dan spa 2.500 m2, dan wedding chappel.

Yang menarik, akan dibangun satu menara perkantoran setinggi 65 lantai berstatus strata title. Menara perkantoran ini didedikasikan untuk perusahaan-perusahaan yang masuk jajaran Top 500 Fortune Companies. Dengan demikian, ketinggian menara perkantoran ini mengalahkan gedung tertinggi di Indonesia yakni menara BNI 46.

Selain itu, terdapat juga fasilitas-fasilitas umum dan sosial lainnya macam sekolah yang dikelola oleh Yayasan Pelita Harapan, kolam renang ukuran olimpik, Rumah Sakit Siloam Gleaneagles, dan landasan helikopter. Total seluruh luas bangunan adalah 1 juta m2.

Pengembangan The St Moritz akan dilakukan dalam 3 tahap. Tahap pertama mencakup 3 tower apartemen yang diluncurkan secara simultan. Mereka adalah The St. Moritz, The St Tropez,  dan St. Monaco. Menara St Moritz merupakan apartemen paling eksklusif dan dijual secara terbatas untuk masyarakat kelas premium. Harganya dimulai dari 1 juta dolar AS per unit dengan ukuran 300 m2. Karena itulah dinamakan St Moritz Penthouse.

Sedangkan St Tropez dan St Monaco dijual seharga 90.000-300.000 dolar AS dengan ukuran mulai dari 150 m2-300 m2.  Untuk St Tropez, setiap lantainya hanya terdiri atas 4 unit, sementara St Monaco diisi 6 unit/lantai.

Ketiganya dijadwalkan selesai pada kuartal kedua 2010 dan kuartal pertama 2011. Sementara pengembangan keseluruhan diproyeksikan selesai dalam lima tahun ke depan.

Dilihat dari fakta dan angka tersebut jelas, The St. Moritz Penthouse and Residences  merupakan mega proyek yang memenuhi syarat citus, altius dan fortius (swifter, higher, and stronger).  Jika dibandingkan dengan mega proyek lainnya macam Ciputra World Jakarta atau superblok Podomoro City, Lippo boleh berbangga.

Ciputra World Jakarta yang juga menempati area seluas lebih kurang 11 Ha, hanya menghimpun kurang dari 10 gedung vertikal. Begitupula dengan Podomoro City. Sementara The St. Moritz Penthouse and Residences akan mencakup 17 skyscrapers (gedung pencakar langit) dengan total perimeter sepanjang 2,5 km.

The St. Moritz Penthouse and Residences hanya bisa ditandingi oleh Rasuna Epicentrum. Dilihat dari total investasi, keduanya setara. Hanya, PT Bakrieland Development Tbk., belum mengeluarkan angka resmi, berapa nilai investasi totalnya.

Global city yang dirancang oleh urban planner  Gordon Benton ini menawarkan konsep kehidupan serba modern. Mulai dari pemanfaatan teknologi water recycling untuk memenuhi kebutuhan para penghuni dan tenan, juga pengelolaan waste water treatmentnya. “Teknologi ini memungkinkan penghuni mengkonsumsi air yang kita olah sendiri,” ujar Benton.

Adapun motivasi PT Lippo Karawaci Tbk., menggarap sentra primer barat Jakarta adalah pertama lokasinya strategis. Perusahaan ini mengakuisisi lahan yang sebelumnya milik PT Metropolitan Kentjana.  Berada di intersection jalur Jakarta Outer Ring Road(JORR) Seksi Barat dam Tol Tomang-Kebun Jeruk. Serta dekat dengan jalur Tol Bandara Soekarno Hatta. “Lokasi kami memiliki toll access sendiri,” ujar Michael.

Dus, harga lahan dan properti di sini masih relatif lebih rendah dibanding di kawasan lainnya. Jadi, nilai propertinya akan terus bergerak naik seiring dilakukannya pembangunan The St. Moritz.

11 Tanggapan

  1. …tapi bukan buat kita sayangku, bukan buat kita….

    siapa tahu terjadi revolusi….bukan tidak mungkin nantis akan ada nasionalisasi aset-aset privat dan St. Moritz ‘dikonversikan’ sebagai fasilitas umum dan sosial 🙂 mimpi kaleeee yeee

  2. to robert manurung
    nasionalisasi? lu pikir ini kuba apa korut?

    @kardel
    Itu komentar saya yang menanggapi komentar Bung Robert…baca di akhir kalimat, “mimpi kaleee yee”… 🙂

  3. Gila.., Indonesia memasuki era persaingan super Block. Tapi sayang yang bisa ikutan cuma orang-orang berduit, seperti saya ini (calon milyader nih. hehehehe…) 😀

    *narsis mode off*

    hehehehe bisa jadi, oooh Anda orang berduit toh? kalo begitu saya sarankan it’s time to buy property. Secara inilah instrumen investasi yang saat ini menawarkan keuntungan lebih rasional than deposito….

  4. Semoga mereka nanganin proyek perumahan untuk rakyat miskin seperti aku ini…. 🙂

    namanya pedagang yang ada di otak tuh cuma untung, untung dan untung…..kayak Paman Gober…Khusu untuk Grup Lippo, dari semua direksi yang saya wawancara, termasuk Michael Riady, gak ada strategi untuk down grade alias bangun rumah sederhana. “Itu bukan level kami”. Begitu Oom Michael menjawab. Jadi ya…..untuk kelas marjinal cuma bisa berharap pada PERUMNAS dan pengembang-pengembang gurem lainnya

  5. Kapan ya mereka nanganin proyek perumahan untuk rakyat miskin seperti aku ini…. 🙂

    Untuk saat ini, pengembang yang sudah komit menyerahkan fasilitas umum dan sosial yang dikonversikan menjadi apartemen bersubsidi baru PT Bakrieland Development Tbk., selebihnya seperti PT Perdana Gapura Prima Tbk., dan PT Modernland Realty Tbk., hanya membangun apartemen bersubsidi sejumlah beberapa unit saja dalam sekian tower rencana pengembangan, dengan harga mulai dari Rp200 jutaan.

  6. Kalo bung Norie calon milyarder, aku calon orang KEDER gara-gara cuma bisa mimpi tinggal di hunian mewah.. hihihi…..

    *Minder mode off* 😆

  7. lengkap betul, kayak tulisan gw hehehe.
    mudah2an suatu saat nanti kesuksesan grup Lippo bakal menular ke para buruhnya (alias naik gaji) hehe…. Peace ah

    amiiiin, gw doa’in lo sukses naik gaji, dan bisa traktir gw seumur hidup 🙂

  8. @Ibn Abd Muis

    Hehehe bisa aja, low profile high profit kaleee

  9. Lippo yang bergerak di bidang perbankan ‘bermain’ juga di sektor properti sebenarnya sih ga masalah sepanjang dana yang digunakan matching. Artinya dana jangka panjang untuk pembiayaan jangka panjang.

    Kalo ga .. akan terjadi ketidaksesuaian cash flow. Hal ini lah salah satu pemicu dari krisis baru. Ya mudah2an semua berjalan lancar dan sesuai dengan yang diinginkan.

    Untuk Lippo, sudah lama Mas dia berkecimpung di sektor properti. Lebih dari satu dekade. Proyek besarnya antara lain kota baru Lippo Karawaci, Lippo Cikarang, Tanjung Bunga dan lain-lain. Betul, properti itu investasi jangka panjang, jadi dana yang dipakai pun harus berasal dari dana jangka panjang. Kalau tidak begitu, bakal krisis lagi. Tahun 1997 dulu itu kan sektor properti kebanyakan dibiayai oleh utang luar negeri

  10. Artikel di blog ini sangat menarik & bagus. Untuk lebih mempopulerkan artikel (berita/video/ foto) ini, Anda bisa mempromosikan di infoGue.com yang akan berguna bagi semua pembaca di tanah air. Tersedia plugin / widget kirim artikel & vote yang ter-integrasi dengan instalasi mudah & singkat. Salam Blogger!

    http://www.infogue.com
    http://www.infogue.com/bisnis_keuangan/mimpi_lippo_jadi_citius_altius_dan_fortius/

  11. bukan bersikap skeptis, tapi pengembang seperti apapun, kebanyakan punya proyek yg gagal, tapi tentunya “disembunyikan” dari media. Masih ingat kasus Bukit Sentul? siapakah pengembangnya? group Lippo! atau pernahkah main ke Serpong Town Square, siapakah pengembangnya? Gapura Prima! tentunya untuk mengatakan investasi properti selalu menguntungkan adalah sesuatu yg sifatnya idealis, praktiknya tidak selalu investasi di properti itu menguntungkan. Pertama, investasi properti ada kalanya merugi, kalau selalu untung, kenapa gak semua orang kaya main properti? atau kenapa ada iklan baris jual properti karena BU?
    Kedua, semuanya tergantung relativitas juga, misalnya Anda jualan tahu sumedang, modal 10ribu kembali 20ribu, untung anda 100%, jualan properti, dari modal 500 juta, mungkin saja dijual dapat 550 juta, untung benernya cuma 10%, tapi kan lebih sedeppp.
    Be realistis saja, tidak semua investasi di properti itu menguntungkan dan alangkah baiknya jika kita tidak mudah tertipu oleh iklan iklan propaganda properti. thank you.

Tinggalkan Balasan ke xiaoliong Batalkan balasan